Rabu, 05 Oktober 2011

lampu sebagai bahasa dalam berkendara

Pada saat kita berkendara masuk di jalan, kita berarti masuk pada satu kumpulan pengendara yang satu sama lain harus berkomunikasi agar dalam berintreraksi menggunakan jalan tersebut dapat dipahami secara bersamaan dengan tujuan dan maksud masing-masing.
Selain untuk komunikasi, lampu juga dimaksudkan sebgai satu alat keselamatan.
Lampu Kendaraan selain sebagai penerangan, juga berfungsi sebagai “Bahasa Di Jalan” melalui isyarat dan penggunaannya.
Mengingat merupakan Bahasa, maka dalam komunikasi tentu harus dalam pengertian bahasa yang sama, yang dipahami semua pihak (pengguna jalan).
Beberapa hal mengenai Penggunaan Lampu Kendaraan :
1. Tinggi Lampu :
Berdasarkan peraturan lalu lintas, bahwa paling tinggi lampu pada suatu kendaraan adalah lk. 1.2 meter dari permukaan tanah. Jadi untuk lampu-lampu tambahan yang dipasang di atap mobil (seperti lampu di mobil Offroad, hanya boleh dinyalakan bukan di jalan umum).
2. Lampu Kecil (Lampu Senja) :
Istilah Lampu Senja, untuk lampu kecil hanya ada di kita. Penggunaan lampu senja bukan berarti digunakan saat Senja hari (jelang Maghrib). Tidak ada pemakaian lampu Senja sambil kendaran berjalan. Pada saat Senja, bila dirasa kita butuhkan penerangan, maka gunakan Lampu Besar (Head Lamp).Lampu Senja digunakan hanya “saat mobil Parkir dipinggir jalan, dimana tidak terdapat lampu penerangan disekitarnya “. Dan umumnya bersifat parkir sementara (tidak terlalu lama).Seolah mobil itu kepada pengguna jalan lain berkata : “hati-hati, aku ada disini, jangan sampai menabraku, aku diam ditempat gelap”
3. Lampu Hazard :
Digunakan hanya saat kendaraan berhenti dalam kondisi darurat (misalnya mengalami mogok) di tempat yang tidak semestinya (misalnya di bahu jalan raya, ataupun jalan Tol). Seolah mobil itu berkata : ” hati-hati, aku ada dijalanmu, aku berhenti, aku punya masalah, butuh bantuan”.Kesalahan umum yang sering dilakukan di kita, menggunakan Lampu Hazard saat Hujan dan saat Masuk Terowongan.Penggunaan Lampu Hazard saat Hujan atau sambil mobil berjalan, akan membahayakan pengguna mobil di belakangnya, karena menimbulkan kelelahan mata.
Lampu Hazard tidak untuk digunakan saat mobil berjalan ! Bayangkan kalau kita gunakan lampu Hazard saat mobil jalan, kita ingin membelok ke kiri atau ke kanan, lampu mana yang akan kita gunakan sebagai “bahasa isyarat membeloknya? “.
4. Lampu Besar :
Lampu Besar digunakan untuk penerangan kendaraan di bagian jalan di depan yang akan dilalui.Pada saat memasuki terowongan sering kita temui perintah ” Nyalakan Lampu”. Di terowongan, yang dinyalakan adalah Lampu Besar, tujuannya untuk penerangan dan keamanan kita saat melaluinya. Jadi waktu masuk terowongan bukan menyalakan Lampu Hazard atau Lampu Senja, tetapi Lampu Besar.!Bahkan di beberapa mobil kelas Premium keatas, Lampu Besar ini akan menyala Otomatis saat memasuki Terowongan, maupun saat senja (mulai gelap).
Untuk keamanan saat Hujan, maka yang digunakan juga Lampu Besar, bukan Lampu Hazard !
5. Lampu Sein :
Ini sudah kita ketahui gunanya, hanya digunakan saat membelok, atau berpindah jalur.Lampu Sein harus mudah terlihat dari jauh, oleh karenanya dipilih warna kenuning-kuningan, dimana warna ini mempunyai panjang gelombang yang cukup panjang, sehingga mudah tertangkap mata manusia dari jarak jauh.Hal yang salah yang sering dilakukan oleh pemilik kendaraan, adalah mengganti mika lampunya menjadi berwarna gelap. Sungguh ini mengundang bahaya untuk dirinya sendiri.!!
Jadi :
1. Tidak menggunakan Lampu Kecil saat senja, nyalakan langsung Lampu Besar.
2. Saat Hujan, nyalakan Lampu Besar, bukan Lampu Hazard.
3. Saat masuk Terowongan, nyalakan Lampu Besar. Bukan Lampu Hazard.
4. Saat parkir di tempat gelap yang tidak ada penerangan sekitarnya (dan bersifat sementara), nyalakan lampu kecil (lampu senja).5. Tidak mengganti warna Lampu Sein dengan warna yang bukan semestinya (standardnya) ?
Tambahan dari Bp. Sukarnoto:
Dari semua sebutan lampu mobil yang sesuai dengan bahasa Inggris cuma satu lampu “hazzard”. Kalau lampu lain sebutannya sudah campur aduk. Kenapa sebutannya tidak terkontaminasi bahasa lain? Soalnya lampu hazzard baru jadi perlengkapan standar sejak tahun 70an, jadi pengaruh bahasa Belanda sudah gak ada.
Berikut sebutan untuk lampu-lampu yang lain:Lampu isyarat belok/ sein/ sign/ reting. Lampu untuk mendahului, ada yang bilang dim/ bim/ hi-pass beam.lampu kecil/ lampu senja, Inggrisnya “position lamp”.Lampu mundur, warna harus putih, boleh kiri-kanan, minimal satu di sisi kanan.Lampu stop/ rem, warna harus merah. Paling sebel kalau di belakang mobil yang pakai lampu rem eks lampu mundur, atau malah pakai lampu besar.
Satu lagi lampu wajib untuk bus besar atau truk antar kota adalah lampu samping bagian belakang. Lampu ini termasuk “no go item”, sehingga selalu dijaga agar bisa nyala. Mungkinkah karena polisi atau petugas dishub suka memantau lampu kecil ini?

apa itu Exhaust Gas Recirculation

Tergelitik dengan reportase kunjungan ke United Tractor bersama Harapan Jaya beberapa waktu yang lalu, tentang mesin chasis bus Scania K310I dengan engine DC9 18 dengan turbo charger , Intercooler and EGR (ane mau kupas yg ini aja..EGR)


Kunaon eta EGR ? (Apa itu EGR ?)
Tehnologi ini sebenarnya sudah lama diaplikasikan di dunia otomotif, mungkin mobil atau motor anda sudah memakai system EGR. Secara harfiah diterjemahkan sebagai gas buang yang disirkulasi ulang “. Di dalam mesin motor bakar (internal combustion engine), aplikasi  system EGR secara prinsip adalah mengurangi emisi Nitrogen Oxide (NOx) àpolutan knalpot yg paling berbahaya baik di mesin bensin maupun diesel.
EGR bekerja dengan mensirkulasi kembali sebagian dari gas buang dari exhaust manifold kembali ke ruang bakar (combustion chamber), sebagian gas buang (dalam konteks ini disebut “inert” karena gas ini tidak bereaksi dengan pembakaran) akan mengganti sebagian jumlah campuran bahan bakar yg masuk ke silinder.
Hal ini berarti panas dari pembakaran menjadi berkurang, dan pembakaran akan menghasilkan tekanan/tenaga yg sama pada temperature yg lebih rendah. Pada mesin diesel, gas buang tersebut menggantikan sebagian kelebihan oxygen di campuran bahan bakar.
Karena formasi Nitrogen Oxide (NOx) cepat terbentuk pada temperature tinggi, maka penggunaan system EGR akan mengurangi terbentuknya NOx. NOx akan terbentuk utamanya ketika campuran nitrogen dan oxygen terpapar pada suhu tinggi.
EGR  pada Spark Ignited engine
Spark ignited engine secara mudah artinya “mesin yg pakai busi” selanjutnya kita pakai istilah (SI).
Gas buang ditambahkan kecampuran bahan bahan bakar dan oxygen, sehingga berakibat menaikan “panas jenis”* dari campuran yg ada disilinder, sehingga akan menurunkan “suhu nyala adiabatic”**
Interupsi:
*panas jenis=specific heat capacity=jumlah panas yg diperlukan untuk menaikan suhu sebesar 1 derajat dari sebuah satu satuan volume benda.
**suhu nyala diabiatic=adiabiati c flame temperature = temperatur yg dicapai dari sebuah pembakaran tanpakehilangan energy/tenaga.
Pada tipikal mesin SI, 5% sampai 15% diputar kembali ke ruang bakar sebagai EGR. Jumlah maksimum dari EGR ini dibatasi oleh kebutuhan mixture/campuran bahan bakar untuk kelangsungan pembakaran itu sendiri.
Kelebihan EGR akan berakibat misfire (kegagalan pembakaran) dan pembakaran yg tidak sempurna. Walaupun dg EGR bisa dikatkan pembakaran yg lambat namun hal ini bisa diatasi dg memajukan timing titik nyala. EGR berpengaruh besar pada efficiency mesin namun tergantung dari design mesin itu sendiri. Penggunaan EGR secara benar secara teoritis akan naikan efisiensi mesin SI seperti mengurangi hilangnya hambatan pada katup gas (throttle), mengurangi panas mesin, berkurangnya reaksi kimia karena temperature kerja yg rendah.
EGR secara umum tidak dipakai pada  mesin SI yg berbeban berat karena akan mengurangi tenaga maximal dari mesin dikarenakan kepadatan mixture/campuran bahan bakar yg masuk ke intake berkurang. EGR juga menghilangkan stasioner (idle)/mesin tanpa beban/putaran rendah, karena EGR akan membuat pembakaran tidak stabil sehingga menyebabkan stasioner yg kasar. EGR juga akan mendinginkan katup buang sehingga membuat merka lebih awet.
EGR  pada mesin Diesel
Pada mesin diesel modern, sebelum masuk ke intake EGR didinginkan oleh heat exchanger/gampangan e radiator, untuk menaikan tingkat kepadatan dari EGR. Mesin diesel secara umum beroperasi dg banyak kelebihan udara, mereka memanfaatkan tingkat penggunaan EGR sampai 50% (terutama pada waktu idle (stasioner tanpa beban) kelebihan udara dalam pembakaran sangat besar) untuk mengontrol tingkat emisi NOx.
Karena mesin diesel tidak menggunakan throttle*** (katup gas.. itu lho yg di karburator kalau pedal gas diijak di ikut buka tutup) maka tidak ada throttle losses.

Penggunaan EGR pada mesin diesel akan mengurangi rasio panas jenuh dari campuran bahan bakar di piston, sehingga mengurangi tenaga yg didapat oleh piston. EGR juga akan cenderung mengurangi jumlah BBM yg dikonsumsi di ruang bakar yg ditandai dengan meningkatnya jumlah partikel emisi (khususnya karbon) yg tidak terbakar sesuai dengan peningkatan jumlah EGR.
Peraturan emisi yg ketat membuat EGR yg memproduksi banyak partikel emisi karbon harus membuat para produsen mesin memasang filter. Filter dibuat sedemikian rupa agar tidak mampet oleh akumulasi partikel emisi  dengan cara menginjeksikan bahan bakar dan udara untuk membakar jelaga yg menempel.
Salam.

front engine vs rear engine-speed and acceleration

1. Less Power Loos.
Dibandingkan dengan Front Engine Rear Drive (FERD) potensi loos tenaga menjadi kecil karena
drive shaft nya pendek.
2. Traksi menjadi lebih besar.
Tenaga yg keluar dari mesin langsung disalurkan ke roda belakang. Beban mesin di roda belakang
yg notabene roda penggerak juga menambah daya cengkeram ban
3. Lebih Nyaman.
Suara dan vibrasi akan lebih berkurang di cabin, dari perspektif penumpang goyangan dibangku
belakang menjadi minimal kala kendaran melawati jalanan yg tak rata (bumpy)
4. Ruang Cargo lebih besar.
Tidak ada halangan drive shaft disepanjang body bus sehingga ruangan cargo menjadi lebih lega.
5. Lebih Stabil.
RERD mempunyai center of gravity/titik berat yg rendah dibanding dengan Front engine sehingga
laju kendaraan menjadi lebih stabil.
Ketidak Untungan
1. Pendinginan Mesin.
Mesin rear engine akan kehilangan kesempatan untuk mendapat kan pendingina udara natural yg
lebih besar seperti pada fornt engine.
2. Cenderung Oversteer.
Ngepot. dimana pada waktu belok atau akan belok roda belakang tidak mengikuti jejak roda depan
tapi malah keluar dari arah belokan.. tapi ini untuk mobil sedan hee.. masak ada bus ngepot.
Sebenarnya beda front dan rear engine untuk akselerasi dan top speed tidak ada, bila mesin, perbandingan transmisi dan bobotnya sama. Yang membuat seolah berbeda adalah suara mesin sehingga menimbulkan “efek psikologis” yang berbeda.
Contoh lain tentang “efek psikologis” suara mesin adalah beberapa kasus kecelakaan bus OH generasi awal karena kecepatan terlalu tinggi. Kebiasaan mengukur kecepatan dari suara mesin pada bus OF harusnya diubah dengan melihat speedometer karena di bus OH mesin nyaris tidak ada suara mesin.
Contoh lain, kasus mesin overheat karena overrunning pada beberapa bus Jepang mesin belakang, pada mesin depan overrunning jarang terjadi karena efek suara bising dari mesin.
salam,
Harsono Blegur
Sukarnoto
(dirangkum dari milis)
~tr~
(illustrasi)

apa yang anda ketahui tentang NoPol???

Umumnya format nopol kendaraan adalah: B XXX YZ
Huruf awal + 4 digit angka + 1, 2 sampai 3 kombinasi karakter
Berhubung banyaknya orang kaya (khususnya Jakarta) kombinasi diatas tidak mencukupi.
Kalau dihitung kombinasinya hanya cukup untuk:
9999 x 26 x 27 = 7.019.298 kendaraan saja, maka ditambahkanlah satu digit kombinasi karakter sehingga menjadi
B XXXX YZQ …..contohnya B6397KUQ
Yg mana kombinasi diatas mencukupi untuk: 9999 x 27 x 27 x 16= 189.521.046 kendaraan.
BIJIMANA CARA BACA NOPOL…?
Huruf awal
Adalah merepresentasikan dimana kendaraan tersebut didaftarkan.  Kode wilayah pendaftaran kendaraan bermotor ditetapkan oleh Peraturan Kapolri Nomor Polisi 4 Tahun 2006 sbb:
Sumatera
* BL = Aceh
* BB = Sumatera Utara bagian Barat (pesisir Barat)
* BK = Sumatera Utara bagian Timur (pesisir Timur)
* BA = Sumatera Barat
* BM = Riau
* BP = Kepulauan Riau
* BG = Sumatera Selatan
* BN = Kepulauan Bangka Belitung
* BE = Lampung
* BD = Bengkulu
* BH = Jambi
Jawa
DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat

* A = Banten: Kabupaten/Kota Serang, Kabupaten Pandeglang, Kota Cilegon, Kabupaten Lebak, sebagian Kabupaten Tangerang
* B = DKI Jakarta, Kabupaten/Kota Tangerang, Kabupaten/Kota Bekasi(B-K**), Kota Depok
* D = Kabupaten/Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat
* E = eks Karesidenan Cirebon: Kabupaten/Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan (E – YA/YB/YC/YD)
* F = eks Karesidenan Bogor: Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten/Kota Sukabumi
* T = Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, sebagian Kabupaten Bekasi, Kabupaten Subang
* Z = Kabupaten Garut, Kabupaten/Kota Tasikmalaya (Z – H), Kabupaten Sumedang, Kabupaten Ciamis (Z – T/W), Kota Banjar (Z-Y*)[1]
Jawa Tengah dan DI Yogyakarta
* G = eks Karesidenan Pekalongan: Kabupaten (G – B)/Kota Pekalongan (G – A), Kabupaten (G – F)/Kota Tegal (G – E), Kabupaten Brebes, Kabupaten Batang (G – C), Kabupaten Pemalang (G – D)
* H = eks Karesidenan Semarang: Kabupaten/Kota Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Kendal (H – D), Kabupaten Demak
* K = eks Karesidenan Pati: Kabupaten Pati (K – A), Kabupaten Kudus (K – B), Kabupaten Jepara (K – C), Kabupaten Rembang (K – D), Kabupaten Blora (K – E), Kabupaten Grobogan (K – F), Kecamatan Cepu (K – N ; K – Y)
* R = eks Karesidenan Banyumas: Kabupaten Banyumas (R – A/H/S), Kabupaten Cilacap (R – B/K/T), Kabupaten Purbalingga (R – C), Kabupaten Banjarnegara
* AA = eks Karesidenan Kedu: Kabupaten (AA – B) /Kota Magelang (AA – A), Kabupaten Purworejo (AA – C/L/V), Kabupaten Kebumen (AA – D/M), Kabupaten Temanggung (AA – E/N), Kabupaten Wonosobo (AA – F)
* AB = DI Yogyakarta: Kota Yogyakarta (A/H/F), Kabupaten Bantul (B/G), Kabupaten Gunung Kidul (D/W), Kabupaten Sleman (E/N/Y/Q/Z/U), Kabupaten Kulon Progo ©
* AD = eks Karesidenan Surakarta: Kota Surakarta (AD), Kabupaten Sukoharjo (AD – B/K/T), Kabupaten Boyolali (AD – D/M), Kabupaten Sragen (AD – E/N/Y), Kabupaten Karanganyar (AD – F/P), Kabupaten Wonogiri (AD – G/R), Kabupaten Klaten (AD – J/C/L/V)
* contoh : AD1234CB AD1234CK AD1234CT merupakan TNKB dari Kabupaten Sukoharjo.

Jawa Timur

* L = Kota Surabaya
* M = eks Karesidenan Madura: Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Sampang, Kabupaten Bangkalan
* N = eks Karesidenan Malang: Kabupaten (D-J)/Kota Malang(A-C dan E), Kabupaten (L-N,)/Kota Probolinggo (P-R), Kabupaten (S,U)/Kota Pasuruan (V,X), Kabupaten Lumajang (W-Z), Kota Batu (K)
* P = eks Karesidenan Besuki: Kabupaten Bondowoso (A-D), Kabupaten Situbondo (E-H), Kabupaten Jember(P-T), Kabupaten Banyuwangi (U-Z)
* S = eks Karesidenan Bojonegoro: Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten/Kota Mojokerto, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Jombang[2]
* W = Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik[3]
* AE = eks Karesidenan Madiun: Kabupaten/Kota Madiun, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Pacitan
* AG = eks Karesidenan Kediri: Kabupaten (D-J)/Kota Kediri(A-C), Kabupaten(K-L)/Kota Blitar(M-N), Kabupaten Tulungagung(P-T), Kabupaten Nganjuk(U-W), Kabupaten Trenggalek(Y-Z)
Catatan:
1. ^ Daerah dengan kode wilayah Z sebelumnya memiliki kode wilayah D (eks Karesidenan Parahyangan)
2. ^ Jombang memiliki kode wilayah S sejak tahun 2005, sebelumnya memiliki kode wilayah W
3. ^ Daerah dengan kode wilayah W sebelumnya memiliki kode wilayah L (eks Karesidenan Surabaya)
Bali dan Nusa Tenggara
* DK = Bali
* DR = NTB I (Pulau Lombok: Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah)
* EA = NTB II (Pulau Sumbawa: Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu, Kabupaten/Kota Bima)
* DH = NTT I (Pulau Timor: Kabupaten/Kota Kupang, Kabupaten TTU, TTS, Kabupaten Rote Ndao)
* EB = NTT II (Pulau Flores dan kepulauan: Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende, Kabupaten Sikka, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Lembata, Kabupaten Alor)
* ED = NTT III (Pulau Sumba: Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Timur)
Kalimantan
* KB = Kalimantan Barat
* DA = Kalimantan Selatan
* KH = Kalimantan Tengah
* KT = Kalimantan Timur
Sulawesi
* DB = Sulawesi Utara Daratan (Kota Manado, Kota Tomohon, Kota Bitung, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan)
* DL = Sulawesi Utara Kepulauan (Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Kepulauan Sitaro)
* DM = Gorontalo
* DN = Sulawesi Tengah
* DT = Sulawesi Tenggara
* DD = Sulawesi Selatan
* DC = Sulawesi Barat
Maluku dan Papua
* DE = Maluku
* DG = Maluku Utara
* DS = Papua dan Papua Barat
Tidak digunakan
* DF = Timor Timur (telah menjadi negara sendiri)
kalau udah paham selanjutnya….adalah
4 DIGIT ANGKA

  • Satu Digit (1 – 9)
    Digunakan oleh kendaraan dinas jajaran kepala daerah, dari Gubernur , Kepala DPRD , Kepala Kejaksaan beserta istri. Pada periode 2004 – 2005, B-1 dan B-2 pernah digunakan sebagai tanda mobil dinas presiden dan wakil presiden. Tapi kemudian pada tahun 2006, mobil dinas presiden kembali menggunakan RI-1, RI-2 dan RI-3, RI-4.
  • Dua Digit (10 – 99)
    Blok dua digit dengan tanpa suffix digunakan oleh kendaraan dinas menteri.
  • JKKK Tiga Digit (100 – 999)
    Digunakan oleh kendaraan sipil yang ingin mendapat nomor pilihan. Pemilihan nomor ini biasanya terkait nomor cantik atau kombinasi yang bisa dibaca, misalnya selebriti Indra Bekti memilih BEGTI(B-367-I), atau kata BIG-GUY (B-166-UY). Kombinasi nomor ini bisa dipesan ke Samsat dengan membayar sejumlah uang.
  • Empat Digit, Dengan Awalan 4, 5, 6
    Digunakan untuk menandai kendaraan bermotor roda dua. Tapi ada juga motor yang yang menggunakan awalan 7. Dulu ada rencana untuk memindahkan motor berawalan 7 (B-7NNN-**) ke berawalan 6 dengan menambah satu karakter lagi di suffix (B-6NNN-N**) tapi dijalan masih sering kita jumpai motor dengan awalan 7.
  • Empat Digit, Dengan Awalan 7
    Blok (B-7KKK-**) dialokasikan untuk kendaraan bis sedang maupun bis besar, baik berpelat hitam, kuning, maupun merah. Dari Isuzu Elf, kopaja, sampai PPD menggunakan alokasi ini. Hanya saja, masih ada motor dan kendaraan kecil pribadi yang menggunakan blok ini.
  • Empat Digit, Dengan Awalan 9
    Blok (B-9KKK-**) ini dialokasikan untuk kendaraan pickup dan truk kecil, sedang, maupun besar baik menggunakan pelat hitam, kuning maupun merah. Dari Suzuki Carry PU, Ford Ranger, Hummer, Truk, Tronton, sampai kontainer menggunakan blok ini.
  • Empat Digit, Dengan Awalan 1, 2, 3, 8
    Blok (B-[1,2,3,8]KKK-**) digunakan oleh kendaraan pribadi. Tapi ada juga kendaraan pribadi yang menggunakan awalan 7 (B-7KKK-**).

KOMBINASI 1,2 bahkan 3 karakter dibelakang artinya apa…?
format: B KKKK XYZ
X= kode wilayah pendaftaran
sori hanya wilayah Jakarta yg ane tahu
U -> Jakarta Utara
B -> Jakarta Barat
P -> Jakarta Pusat
S -> Jakarta Selatan
T -> Jakarta Timur
E -> Depok
N -> Tangerang Selatan / Tangerang Kabupaten (Belum Jelas)
C -> Tangerang Kota
V -> Tangerang Kota
K -> Bekasi (kota)
F -> Bekasi (kabupaten)
W -> Tangerang Selatan / Tangerang Kabupaten (Belum Jelas)
Y=jenis kendaraan
A -> Sedan / Motor
F -> Minibus, Hatchback, City Car
J -> Jip dan SUV
D -> Truk
T -> Taksi
U -> Kendaraan Staf Pemerintah

Z= nomer acak


Misalkan: No pol B-NNNN-PAA ==>
Mobil tersebut terdaftar di Jakarta Pusat (P), berjenis sedan (A), dan memiliki huruf pembeda (A).

perbandingan suspensi belakang MB OF dengan OH . OH elektrik dengan Hino RK8

Pegas Daun
MB tetap konsisten dengan model pegas daun yang bagian ujungnya menipis dan ada alur dan tonjolan untuk mempertahankan posisi tumpukan. Untuk OF dan OH (non elektrik) susunan pegasnya mirip, pegas terpanjang hanya satu yang dikaitkan ke anting. Sementara OH1526 ditambahkan dua pegas panjang di bawah pegas paling atas yang terikat ke anting.
Per daun MB OH1526
Per daun MB OH1526
Secara konstruksi susunan pegas 1526 lebih kokoh ketimbang seri OH lama, namun terbukti bantingan 1526 lebih keras dibanding OH lama. Di era OH1113 (doyok) terjadi kasus pegas patah walau umur bus relatif muda, ini membuktikan bahwa ketangguhan suspensi OH lama memang kurang sebagai kompensasi “lembutnya” suspensi.
RK8 menggunakan sistem pegas daun yang sama panjang dalam jumlah sedikit. Gesekan antar pegas hanya terjadi di ujung pegas yang tebalnya sama di seluruh bagian dan tanpa alur. Perkiraan saya susunan pegas ini dirancang untuk GVW maksimum, dengan alasan agar kekuatannya memadai. Akibatnya kalau bobot bus kurang dari GVW bantingan terasa keras, misalnya bila suspensi diset untuk beban 16 ton tapi bobot bus cuma 13 ton.
Per daun Hino RK8
Per daun Hino RK8
Stabilizer
Benda ini sudah jadi standar MB sejak era 70an untuk suspensi depan dan belakang. Benda inilah yang membuat stabilitas MB sangat menonjol dibandingkan bus Jepang. Mungkin pertimbangan stabilitas inilah salah satu yang membuat MB pernah sangat dominan untuk rute Jakarta (Puncak) Bandung, sejak era OF1113 sampai OH klasik.
Mulai OF sampai OH (generasi mesin cat hijau) stabilizer menggunakan batang baja bulat untuk beban torsi (puntiran) murni yang disambung dengan lengan ayun. Mulai generasi OH mesin cat hitam, batang lurus diganti batang lengkung sehingga bebannya tidak lagi torsi murni.
Stabilizer OH lama
Stabilizer OH lama
Stabilizer OH lama2
Stabilizer OH lama
Generasi OH elektrik stabilizer hanya berupa satu batang yang dibengkokkan sebagai lengan ayun dan batang torsi. Stabilizer macam ini sama dengan stabilizer bus Jepang.
Alasan utama penggantian model stabilizer jelas untuk mengurangi biaya.
Stabilizer OH baru
Stabilizer OH baru
Struktur Sasis
Rangka sasis OF dan OH lama memang dirancang pas sesuai GVW yang diinginkan. Strukturnya dibuat liat tidak seperti sasis truk yang sengaja dibuat kaku. Itu sebabnya pada bus OH klasik sering timbul bunyi kriet-kriet yang bukan dari gesekan pegas daun tapi sasis dan bodi yang menggeliat. Bunyi-bunyian yang katanya khas Laksana, saya amati juga terjadi di GMM OH306. Bukti lain bahwa kekuatan sasis dibuat pas adalah hampir semua sasis bus OF atau O306 yang dipakai sebagai bus kota melengkung pada bagian julur belakang. Maklum di bagian tersebut seringkali terjadi penumpukan penumpang, sehingga deformasi yang terjadi tidak lagi elastis tapi plastis.
Rangka sasis yang liat ini tentunya berkontribusi terhadap kelembutan suspensi bila dibandingkan dengan rangka yang lebih rigid (kaku).
Intinya masalah kekurangnyamanan suspensi bus-bus generasi belakangan ini adalah akibat kompromi untuk mengejar kekuatan dan ketangguhan namun di sisi lain juga harus menekan biaya produksi. Jadi kalau ada armada PO tertentu suspensinya terasa lebih nyaman dari pada yang umum, hampir pasti telah dilakukan penyesuaian (minor) terhadap sistem suspensinya.
Terlampir contoh suspensi untuk OF, OH klasik, 1526 dan RK8.
Salam,

Sepintas Chasis OH 1521 Euro 3

Sulasno, trainer senior di PT Mercedes Benz Distribution Indonesia Training Center di Ciputat, di sela road test OH 1521 E3 dari Jakarta ke Puncak, Senin (25/10) lalu, mengungkapkan, sebagaimana fitur yang terpasang pada sasis OH 1525 dan OH 1526, sasis OH 1521 E3 ini sudah dilengkapi dengan on board diagnosis. Fitur ini memudahkan pengemudi dan teknisi mengecek secara langsung melalui layar display jenis kerusakan pada bus. Jadi, melalui perangkat menyerupai joystik hitam di bagian kiri lingkar stir ini, teknisi tak perlu buru-buru menggunakan software Star Diagnosis untuk mendeteksi jenis kerusakan ketika bus sedang rewel.
Berbeda dengan seri OH 1525 dan OH 1526 yang hanya menggunakan dua electronic control unit (ECU), OH 1521 E3 ini sudah dilengkapi dengan tiga ECU. Yakni, ECU jenis FR, MR dan INS.Sulasno memberi penegasan, sejak keluarnya sasis seri OH 1525 tahun 2004 lalu, Mercedes-Benz sekarang dan ke depan tidak akan lagi merilis sasis yang manajemen mesinnya tidak elektrik (tak menggunakan ICU), seperti pada sasis tipe OH 1521 Intercooler yang muncul ke pasar awal 2000-an ke bawah. “Kebijakan ini diambil MB Inamengacu pada standar emisi gas buang bus-bus rakitan MB di pasar Eropa,” kata Sulasno.Bus ini juga dirancang tidak akan mogok di jalan (pengemudi dan teknisi bus MB biasa menyebutnya dengan istilah ngeklok. Bagaimana penjelasannya? Menurut Sulasno, bus ini sudah dilengkapi sistem pengamanan berlapis demi mencegah bus mogok saat di perjalanan. Selain itu, mesin pada OH 1521 E3 ini juga dirancang sangat smart demi mencegah peristiwa jebolnya mesin karena cara pengemudian yang terlalu ekstrim oleh driver seperti terjadi pada sasis bus MB tipe- tipe lama.
Fakta selama ini menunjukkan, banyak pengemudi dan teknisi yang gemar mengakali dengan mematikan sistem alarm agar bus bisa diajak lari atau kebut-kebutan di jalan. Menanggapi ini, Sulasno menjelaskan, saat temperatur mesin menyentuh angka 97 derajat Celcius, pengemudi akan diberi tahu melalui alarm yang langsung menyala dan berbunyi di panel dasbor. Ketika alarm peringatan sudah berbunyi namun pengemudi tetap menginjak pedal gas, melalui manajemen sistem elektrik yang sudah built-in terpasang, mesin bus secara otomatis akan menurunkan tenaga yang dihasilkan mesin secara perlahan. Penurunan tenaga ini akan terjadi ketika suhu mesin naik dan menyentuh level 105 derajat Celcius.Bagaimana jika pengemudi yang belum mengenal karakter mesin ini masih tetap ngotot menginjak pedal gas? Manajemen kontrol elektronik pada bus ini secara otomatis kembali akan  menurunkan tenaga mesin begitu suhu mesin naik ke level 110 derajat Celcius.Begitu juga ketika pengemudi ngotot menginjak pedal gas dan menyebabkan mesin bus mengalami overheating atau panas berlebih sampai suhu mesin menembus level 120 derajat Celcius. Jika sudah sampai begitu, mesin bus tetap masih bisa hidup. Namun, pengemudi tak bisa lagi memaksakan menginjak pedal gas lebih dalam lagi dengan tujuan menggenjot tenaga mesin pada putaran lebih tinggi lagi. Bus secara otomatis akan berhenti. Driver tidak bisa ugal-ugalan lagi menginjak gas karena sistem elektronik yang bekerja secara otomatis akan mengirim perintah untuk menolaknya.
Engine Brake dan Gardan
Sulasno juga menjelaskan, selama engine brake (EB) bekerja, tidak ada asupan solar yang diminum oleh mesin. Karena, nozzle tak menyemprotkan solar. “Ini berlaku untuk semua tipe sasis bus Mercedes-Benz, XBC 1518, OH 1521 E3, OH 1525 dan OH 1526,” ujar Solasno.Mengacu pada petunjuk manual, fitur EB boleh diaktifkan pengemudi kapan saja. Berbeda dengan ketentuan yang berlaku pada mesin-mesin Mercedes-Benz tipe lama seperti OH 1521 Intercooler ke bawah yang melarang penggunaan engine brake dalam kondisi tertentu. Pengaktifan engine brake juga tidak memicu mesin jadi panas. Begitu EB diaktifkan, kompresi akan langsung dibocorkan semua. EB pada OH 1521 E3 dilengkapi dengan saklar tipe I dan II. Saat pedal gas dilepas, EB langsung bekerja. Ini berlaku untuk saklar tipe I dan II. Inilah yang menjadi kelebihan pada bus-bus Mercedes-Benz yang manajemen mesinnya sudah dikontrol secara elektris melalui ICU.Begitu EB bekerja, dia akan langsung mengerem mesin. Manfaatnya, usia pakai kampas rem pun jadi lebih awet. Thanks to Mercedes-Benz smart engine!
Gardan yang terpasang pada sasis OH 1521 E3 sama seperti yang terpasang pada sasis tipe OH 1526 dan OH 1525. Begitu juga gearbox dan kapasitas tangki solarnya. “Ketiga-tiganya sama,” tutur Sulasno.Bagaimana jika perangkat ECU atau FR pada sasis OH 1521 E3 dicuri saat bus sedang mengantar penumpang jalan-jalan? Apakah bus langsung mogok dan tidak bisa pulang kembali ke pool? Wah memalukan dong. Masak bus tipe baru menyandang logo star terlihat mogok di jalan.Saat merancang sasis OH 1521 E3, Mercedes-Benz sudah mengantisipasinya. Jika kondisi seperti itu yang terjadi, maka bus langsung dinyatakan masuk status emergency. Bus bisa tetap bisa dihidupkan dan melaju di jalan namun dengan putaran mesin sangat rendah, yakni hanya 1.300 sampai 1.500 RPM, dan tidak bisa diturunkan atau dinaikkan lagi.Harapannya, dengan di-set pada rpm yang sedemikian rupa, pengemudi masih bisa membawa bus ini ke pool untuk diperbaiki perangkat ECU atau FR-nya yang hilang dicuri.Selain itu, dengan di-set mesin hidup dan melaju konstan di rpm rendah, bus masih bisa berjalan di medan jalan yang bergelombang, datar sampai tanjakan.
Jadi, jika mengemudikan OH 1521 E3 ini, driver tidak bisa mengatur-ngatur mesin seenaknya lagi. Sebaliknya, mekanisme kerja dia diatur oleh mesin. “Inilah yang saya sebut, OH 1521 E3 ini bus pintar,” cetus Sulasno.Begitu juga jika kabel pada pedal gas bus ini yang panjangnya bisa mencapai 9 meter, tiba-tiba putus karena sesuatu hal. Bus akan tetap bisa melaju tanpa kabel gas. Bus akan melaju pada rpm 1.300 sampai 1.500. Pada kondisi ini, pedal rem menjadi alat bantu mengontrol rpm mesin bus. Jika pedal rem diinjak, rpm akan diturunkan sampai menjadi hanya 6.00 rpm.
Suspensi Berdecit
Sebagian pemilik dan mekanik bus Mercedes-Benz mengeluhkan bunyi berdecit atau mengelitik pada suspensi per daun (leaf spring) yang terpasang pada bus-bus Mercedes-Benz. Ada juga yang mengeluhkan suspensi daun yang terpasang pada OH 1525 terlalu keras, alias kurang empuk.Sejumlah mekanik bus kemudian mengakalinya dengan menyemprotkan pelumas ke seluruh permukaan dan sela-sela per daun. Misalnya, seperti diterapkan oleh Laks, operator bus pariwisata di kawasan Jakarta Timur pada unit-unit bus OH 1525-nya.Menanggapi hal ini, Sulasno menyatakan keluhan seperti itu memang muncul. Untuk mengatasinya, Sulasno bersedia berbagi kuat.Caranya, dongkrak dulu bodi bus (bukan sasisnya lho!). Kemudian, lakukan steaming pada seluruh permukaan dan sela per daun. Berikutnya setelah bersih dan kering, lumasi dengan grease atau gemuk.Sulasno menuturkan, MB Ina sebenarnya memiliki piranti pelapis per dari bahan plastik yang berguna meredam suara decit tersebut.
Namun, harganya cukup mahal dan jika dipasang pada sasis, akan mendongkrak harga jual sasis tersebut di konsumen. Selain itu, memasang pelapis per akan membuat interval perawatan per menjadi lebih pendek.MB Ina saat ini sedang menguji coba penggunaan per daun buatan pabrik lokal di Indonesia.Saat ini sedang diuji coba pada 4 perusahaan operator bus (PO). Jika pengetesan dianggap layak pakai, MB Ina akan meminta approval dari Mercedes-Benz Brazil, sebagai induk dan pusat produksi sasis bus Mercedes-Benz, untuk dipasang pada sasis bus Mercedes-Benz yang dipasarkan di Indonesia. Selama ini mesin, sasis dan suspensi yang terpasang pada bus-bus Mercedes-Benz di Indonesia langsung didatangkan dari Brazil.Soal suspensi yang keras, Sulasno menyebutkan, hal tersebut telah teratasi pada sasis OH 1526 dengan spesifikasi overhang belakang yang cukup panjang.
Fitur-fitur Khas
Bus dengan dapur pacu OM-924 LA, 4 silinder 4800cc turbo intercooler ini juga dilengkapi fitur-fitur khas bus-bus Mercedes-Benz yang sekarang teknologinya sudah mulai diadopsi pabrikan bus Hino pada bus-bus seri RK-nya. Misalnya, fitur full air brake. Fitur ini memberi keamanan & kenyamanan kepada penumpangnya. Dengan fitur pengereman ini, bus terhindari dari kejadian rem blong. Bus justru akan mengerem jika tekanan angin melemah.Demi kenyamanan penumpang, teknologi pengereman pada bus Mercedes-Benz juga dirancang tidak membuat penumpang terlempar ke depan ketika pengemudi menginjak rem saat di kecepatan tinggi secara tiba-tiba seperti yang ditemui pada sasis bus tipe tertentu dari pabrikan bus lain. Ini karena ketika roda bus direm, rem akan bekerja mengunci roda belakang terlebih dulu. Ketika pedal rem ditekan lebih dalam lagi, baru roda depan akan ikut dikunci.Tekanan udara pada brake chambers pada roda depan dan belakang juga tidak sama. Brake chambers di roda belakang mendapat tekanan 0,2 bar lebih kuat dibanding brake chambers depan.Kebalikannya, ketika pedal rem dilepas,  penguncian rem yang dilepas terlebih dahulu adalah rem pada roda depan, baru kemudian disusul rem di roda belakang.
Safety Starter SensorSensor unik ini terpasang di pintu penutup ruang mesin. Jika pintu terbuka, mesin hanya bisa distarter dari ruang mesin di bagian belakang, tidak bisa dari dasbor. Ini dimaksudkan untuk menjaga keselamatan mekanik yang sedang bekerja diruang mesin, agak tidak terjepit oleh belt jika secara tidak sengaja ada yang menstater mesin dari dasbor. (ditulis oleh ca dengan bahan tambahan dari yd)

MERCEDES BENZ SERI OH

Mercedes-Benz Serie-OH

 
 
O6600
 
Mesin OH
OH itu apa sih? Mungkin itu yang kerap jadi pertanyaan kalo pas lagi baca thread tentang mesin Mercedes-Benz (MB), lalu tipenya apa saja dan gimana cara membedakannya? Pingin nanya malah disemprot.. emang kemarin kemana aja mas? Baca tuh ulasan sebelumnya.. hehe bukannya puas malah lemas deh…
 
O 6600
Ok deh cerita tentang MB ya, nomenkaltur (penamaan) dengan menggunakan huruf “O” (Omnibusse) dimulai dari tahun 1930, dan 4 angka dibelakang dinyatakan untuk beban yang dapat diangkut oleh chassis. Misalnya pada zaman itu ada O 2500, O 3000, O 4000, O 8500 dengan versi sebelumnya N 1, N 5,  N2, C12, C18, C24 (2 digit belakang huruf C adalah besaran output tenaga mesin).  pada tahun2 ini (1928) juga diperkenalkan mesin diesel untuk kendaraan niaga, yaitu OM 5 (70 hp). OM disini singkatan dari Oelmotor (Oil Engine). Beberapa teknologi yang sudah dipakai adalah penggunaan rem pneumatic pada tahun 1923.
 
 
Selain untuk bus besar (seri O) juga dibuat versi medium dari pengembangan bus besar yaitu seri Lo (Leichstahlomnibus/lightweight steel bus).
lop3100Tahun 1934, bus Lo mengalami perkembangan yaitu seri LoP3100, dengan mesin berdaya 95hp dan posisi mesin ada di sebelah pak supir (model OF seperti sekarang) dari sebelumnya yang mesin berada di depan pak supir. Model ini dikenal juga dengan model Pullman (P).

O 6600 adalah pengembangan dari sasis truk L 6600. Selain itu juga dibuat model Pullman (OP 6600) dan pada musim semi 1951 diperkenalkan model O 6600 H (Hinterdeck), bus bermesin belakang tetapi dikendalikan dari depan.


O6600HO 6600 H.
Teknologi yang menjadi pionir yang hingga saat ini masih dipakai, memungkinkan bus lebih nyaman. Bus bermesin OM315 6 silinder bertenaga 145hp. Selain itu juga dilengkapi dengan electric gearshift system. Dengan chassis dan body terpisah, O 6600 H masih menyisakan kesamaan dengan truk, selain mesin yang sudah diletakkan di belakang,
Pada tahun 1954 diperkenalkan O 321 H yang memiliki design semi integral, dengan kata lain body terpasang pada kerangka unit lantai yang berperan sebagai penyangga beban keseluruhan.


O321HO321H
Denan teknologi seperti ini menjadikan bus lebih ringan, lebih stabil dan bagasi lebih luas karena tidak adanya sasis yang melintang. Selain itu juga lebih nyaman dengan digantinya per daun dengan per koil pada roda depan. Ada dua versi mesin yang dipakai, 110 hp dan 126 hp.

Selain itu juga dibuat O317, bus bermesin diantara axle (mesin tengah) bersuspensi udara pertama yang diproduksi di Jerman. Bus dengan panjang 12m dan dpt mengangkut 120orang, bertenaga 190hp dengan mesin 6 silinder OM326. Selain digunakan untuk bus kota, juga digunakan untuk bus tingkat dan bus semi tingkat.O317


Mercedez-Benz di Indonesia
Untuk di Indonesia sendiri ada beberapa varian baik LP, OF, OK dan OH. Tapi yang mau dibicarakan disini dititikberatkan pada OH  Sebelum tahun 1970 bus MB dimasukkan ke Indonesia secara bulat2 (CBU). Mungkin yang dikenal oleh kawan2 adalah bus PPD model O302 seperti yang ada di TMII

O302Setelah  dengan adanya ATPM di Indonesia dimasukan chassis bus yang didatangkan dari Brazil secara CKD. Menurut beberapa sumber, bus mesin belakang sudah dipasarkan dari tahun 1982. Mungkin terasa aneh karena kok mesinnya disimpan dalam bagasi kaya VW Combi aja, mungkin kawan2 pernah dengar cerita lucu tentang mesin belakang.  Selain itu pasar belum siap yang masih setia dengan menggunakan chassis OF yang mudah mendeteksi gangguan mesin dan merasakan putaran mesin (gak perlu tachometer) sehingga mesin OH baru popular di akhir tahun 1980an yang banyak menuntut kenyamanan penumpang.

OH1113OH1113
bus modern di zaman nya, bermesin OM366A, dilengkapi dengan turbocharger menghasilkan output 170hp (DIN) atau setara 190hp (DIN). Bus ini juga sudah dilengkapi dengan power steering, kelengkaan yang sangat langka pada jenis-jenis bus saat itu. Pada model ini hanya dipasarkan wheelbase 5,1 meter.

OH1518 dan 1521
Bus yang masih banyak beredar sampat saat ini. Dengan pengembangan dari versi sebelumnya yang juga menggunakan mesin yang sama. (penambahan intercooler, pneumatic gearshift assist, sepatu rem yg lebih lebar, gearbox G60 6 speed kecepatan dan panjang wheelbase 6meter untuk 1521). Beberapa penambahan diantaranya adalah compressor udara yang kapasitasnya diperbesar dan beberapa perubahan minor lain.

OH1525
Bus yang mulai diperkenalkan sejak tahun 2004, menggunakan mesin OM906LA turbo intercooler menghasilkan daya 246HP. Dengan cc yang lebih kecil menghasilkan daya yang lebih besar. BBM lebih hemat dan efisen berkat bantuan injeksi elektronis, dan sudah memenuhi standar Euro2.

OH1518
Bus yang mulai diproduksi di Indonesia tahun 2008 ini sudah memenuhi standar euro3, bermesin OM904LA menghasilkan daya 174HP, mesin 4 silinder yang lebih ekonomis.

Kalau sudah begitu, bagaimana cara membedakannya? Bus yang sudah dipakaikan body agak sulit memang untuk membedakannya kecuali crew dan montir yang megang bus tersebut, OM366Aapakah prima(1113), king(1518), intercooler(1521) atau banci (1518 dgn 6speed w/o intercooler).  Secara garis besar tenaga yang dihasilkan oleh bus2 tersebut hampir sama saja karena ditopang oleh mesin yang sama. Yang paling banter untuk bisa dibedakan adalah dari suara “s butterfly” pengaturan udara tekan rem.  Apalagi kalau chassis nya sudah diperpanjang, makin sulit membedakan, kecuali bus itu diperkosa alias ditelanjangi hehehe..

Kalau kasusnya sudah dipakaikan baju (body)gimana dong? Kayaknya kalau sebagai penumpang gak perlu senjelimet ini. Untuk membedakan antara prima dan king, bisa dilihat dari pedal rem nya. Kalau sudah dirubah juga, lihat compressor udara di bagian mesin.  Kalau masih kecil itu prima, dan lihat pulley dan fan belt untuk radiator satu buah untuk prima dan dua buah untuk king, lalu lihat juga tulisan yang ada di water reservoir untuk radiator kalau masih bahasa inggris, bus masih prima dan kalau sudah Indonesia, bus sudah king. Kalau semua itu sudah dirubah, lihat nomor chassis nya, kalau sudah dibagian kiri dan sudah ada tulisan MHL (kode dari Deperind untuk MB, MHN untuk Hino dll) bus tsb adalah king, tetapi kalau masih di bagian kanan tanpa embel2 MHL bus masih prima. Kalau untuk 1521 tinggal lihat saja belalai saluran intercoolernya.OH1518
Untuk bus baru 1518 eIII dengan 1525 justru lebih mudah membedakannya dari luar. Physically 1518 lebih pendek dari 1525, tetapi ber wheelbase sama, overhang depan lebih panjang xbc 100mm tetapi over belakang lebih panjang 1525 yatu  200mm, speedometer yg lebih modern. beberapa precaution yang harus dipatuhi oleh pihak karoseri seperti harus adanya sirkulasi udara di flap engine belakang, scoop air intake yang harus sampai atas, dan panel depan yang harus dapat dibuka untuk maintenance pedal memudahkan kita untuk membedakan dengan yang lainnya

OM366AMesin OM 366 A, dipakai oleh OF 1113, OF 1113 with turbo, OH 1113, OH 1518, OH 1521



 
 
 
 
 
Semoga bermanfaat

Senin, 03 Oktober 2011

air condisioner bus

exhaust break

Sebuah rem buang adalah cara memperlambat sebuah mesin diesel dengan menutup jalan buang dari mesin, menyebabkan gas buang yang akan dikompresi di exhaust manifold, dan dalam silinder. Since the exhaust is being compressed, and there is no fuel being applied, the engine works backwards, slowing down the vehicle. Karena knalpot sedang dikompresi, dan tidak ada bahan bakar yang diterapkan, mesin bekerja mundur, memperlambat kendaraan. The amount of negative torque generated is usually directly proportional to the back pressure of the engine. Jumlah torsi negatif yang dihasilkan biasanya berbanding lurus dengan tekanan balik dari mesin.
Since diesel engines lack a throttle valve on the intake manifold, there is no intake vacuum when the engine is not using fuel. Karena mesin diesel tidak memiliki katup throttle pada intake manifold, tidak ada vakum asupan ketika mesin tidak menggunakan bahan bakar. The intake vacuum creates the drag effect felt in gasoline engines when going down a hill with the throttle closed. Vakum asupan menciptakan efek tarik terasa di mesin bensin ketika akan menuruni bukit dengan throttle tertutup.
Exhaust brakes are manufactured by many companies, including competitors Pacbrake and Jacobs. Rem knalpot yang diproduksi oleh banyak perusahaan, termasuk para pesaing Pacbrake dan Jacobs. The brakes vary in design, but essentially operate as described above. Rem bervariasi dalam desain, tetapi pada dasarnya beroperasi seperti dijelaskan di atas. More advanced exhaust brakes have exhaust pressure modulation (EPM) that controls the back pressure which in turn improves the braking performance across a range of engine speeds. Rem knalpot lebih maju memiliki modulasi tekanan knalpot (EPM) yang mengontrol tekanan balik yang pada gilirannya meningkatkan kinerja pengereman di berbagai kecepatan mesin.

Kinerja

Beberapa inovasi baru meningkatkan pembuangan tekanan balik dengan berbagai cara, menyebabkan lebih banyak torsi di roda gila, dan karena itu lebih pengereman kekuasaan. Braking effectiveness is measured in units of power and is about 60 to 80% of the engine's maximum power output. Pengereman efektivitas diukur dalam satuan listrik dan sekitar 60 sampai 80% dari daya output maksimum mesin. More performance is usually easily had by down shifting the vehicle (increasing the leverage , or gear ratio of the engine over the wheels). Kinerja lebih biasanya mudah dimiliki oleh pergeseran bawah kendaraan (meningkatkan leverage yang , atau rasio roda gigi dari mesin di atas roda). See also Jake brake . Lihat juga Jake rem .


Gambar